Innalillahi, Tr4gedi Berd4rah Satu Keluarga di Mojokerto Dib4ntai Anak Kandung Hari Ini, Ada Bocah Usia 9 Tahun

Innalillahi, Tr4gedi Berd4rah Satu Keluarga di Mojokerto Dib4ntai Anak Kandung Hari Ini, Ada Bocah Usia 9 Tahun
**Tragedi Berdarah di Mojokerto: Satu Keluarga Dibantai Anak Kandung, Bocah 9 Tahun Jadi Korban**

Mojokerto, 30 April 2025 – Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, kembali diguncang peristiwa tragis yang merenggut nyawa satu keluarga. Sebuah tragedi berdarah terjadi di Dusun Mumpak, Desa Jabon, Kecamatan Mojoanyar, di mana tiga anggota keluarga—ayah, ibu, dan seorang bocah berusia 9 tahun—tewas dibantai oleh anak kandung keluarga tersebut. Kejadian ini menggemparkan warga setempat dan menjadi sorotan publik karena melibatkan pelaku yang masih memiliki hubungan darah dengan korban.

### Kronologi Kejadian
Berdasarkan informasi yang dihimpun, peristiwa mengerikan ini terjadi pada dini hari tadi sekitar pukul 01.30 WIB. Ketiga korban, yang diidentifikasi sebagai Sugianto (52), Tatik Kuswatin (40), dan anak mereka Dayung Rahmat Adi Santoso (8), ditemukan dalam kondisi mengenaskan di kamar rumah mereka. Ketiganya mengalami luka parah di bagian kepala, diduga akibat serangan menggunakan benda tumpul atau senjata tajam.

Pelaku, yang diketahui bernama Danang Marko Pambudi, adalah anak kedua dari pasangan Sugianto dan Tatik. Motif di balik pembantaian ini masih dalam penyelidikan polisi, namun warga setempat menyebutkan adanya kemungkinan konflik keluarga yang memicu tindakan keji tersebut. “Saya dengar suara tangisan dan minta tolong dari rumah itu, tapi takut masuk karena sudah banyak darah,” ujar Kushariadi (49), salah seorang warga yang pertama kali mengetahui kejadian tersebut.

Warga yang mendengar keributan segera mendatangi lokasi, namun pintu rumah korban masih terkunci. Setelah mendobrak pintu, mereka menemukan pemandangan mengerikan: ketiga korban tergeletak berlumuran darah. Warga segera melaporkan kejadian ini ke pihak berwenang, dan ketiga korban dilarikan ke Rumah Sakit Sido Waras di Kecamatan Bangsal, Kabupaten Mojokerto. Sayangnya, nyawa mereka tidak dapat diselamatkan.

### Penyelidikan Polisi
Kapolres Mojokerto, AKBP Dony Aleksander, membenarkan adanya kejadian tragis ini dan menyatakan bahwa pihaknya sedang melakukan penyelidikan intensif. “Anggota masih di lapangan untuk mengumpulkan barang bukti dan petunjuk guna menangkap pelaku,” ujar Dony. Ia juga menyebutkan bahwa polisi masih menelusuri motif pasti dari pembunuhan ini serta alat yang digunakan pelaku untuk menganiaya korban.

Saat ini, pelaku, Danang Marko Pambudi, masih dalam pengejaran polisi. Beberapa saksi mata menyebutkan bahwa pelaku sempat terlihat meninggalkan rumah setelah kejadian, namun keberadaannya belum diketahui hingga berita ini ditulis. Polisi juga tengah memeriksa rekaman CCTV di sekitar lokasi untuk melacak jejak pelaku.

### Tanggapan Warga dan Duka Mendalam
Tragedi ini meninggalkan duka mendalam bagi warga Dusun Mumpak. Banyak yang tidak menyangka bahwa Danang, yang dikenal sebagai anak keluarga tersebut, mampu melakukan tindakan sekeji ini. “Keluarga ini biasa-biasa saja, tidak ada masalah besar yang kami tahu. Tiba-tiba kejadian ini terjadi, sangat mengejutkan,” ungkap seorang tetangga yang enggan disebutkan namanya.

Bocah berusia 8 tahun, Dayung, yang menjadi salah satu korban, dikenal sebagai anak yang ceria dan aktif di lingkungannya. Kepergiannya meninggalkan luka bagi teman-teman sebayanya di desa tersebut. “Dia suka main sama anak-anak di sini, orangnya baik. Kok bisa beginian,” ujar salah seorang warga dengan nada sedih.

### Kekerasan dalam Keluarga: Refleksi Sosial
Kejadian ini menambah daftar panjang kasus kekerasan dalam keluarga di Indonesia, yang belakangan semakin sering terjadi. Menurut data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, kasus kekerasan terhadap anak dan anggota keluarga terus meningkat, dengan lebih dari 11.000 kasus tercatat sepanjang tahun 2023. Tragedi seperti ini mengundang refleksi mendalam tentang pentingnya komunikasi, pengelolaan konflik, dan kesehatan mental dalam lingkungan keluarga.

Psikolog Aghnis Fauziah dari DP3AK Jawa Timur menyatakan bahwa kekerasan dalam keluarga sering kali dipicu oleh ketidakmampuan mengelola emosi dan tekanan hidup. “Kasus seperti ini menunjukkan perlunya intervensi dini, seperti konseling keluarga atau pendampingan psikologis, untuk mencegah konflik berujung pada tindakan fatal,” jelasnya.

### Penutup
Tragedi berdarah di Mojokerto ini menjadi pengingat pahit akan pentingnya menjaga harmoni dalam keluarga dan kewaspadaan terhadap potensi konflik yang dapat berujung pada kekerasan. Pihak kepolisian terus bekerja untuk mengungkap kasus ini secara tuntas dan membawa pelaku ke meja hijau. Sementara itu, warga Mojokerto kini hanya bisa berdoa agar kejadian serupa tidak terulang dan keluarga korban diberi kekuatan menghadapi musibah ini.

Untuk perkembangan lebih lanjut, masyarakat diimbau untuk mengikuti informasi resmi dari pihak berwenang dan tidak menyebarkan hoaks yang dapat memperkeruh situasi.